This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label Nasionalisme. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Nasionalisme. Tampilkan semua postingan

Kamis, 13 September 2018

Nasionalisme Dalam Islam


Nasionalisme dalam Islam


Sayidina Ali pernah menyatakan: “Sesungguhnya negara dapat makmur dengan adanya cinta pada tanah air.” Pada kesempatan lain, beliau berkata: “Salah satu tanda kemuliaan seseorang adalah tangisannya atas apa yang telah berlalu dan kerinduannya pada tanah airnya.”
 —Ο—

Masalah nasionalisme dalam Islam termasuk topik musiman. Sesekali timbul terus tenggelam lagi. Istilah anak-anak remaja sekarang topik ini tergolong jenis yang putus nyambung, putus nyambung.
Mengapa? Alasannya karena banyak orang melihat konsep nasionalisme itu dari sudut pandang politik dan bukan dari sudut pandang etika. Dan inilah salah satu kesempitan berpikir yang menyebabkan nasionalisme itu terus-menerus dianggap barang asing dalam Islam. Padahal, jika nasionalisme ini kita tinjau dari sudut pandang etika dan akhlak, maka masalahnya jadi jauh lebih jelas.
Mari kita telusuri soal nasionalisme ini dari sudut pandang akhlak Islam, supaya bisa lebih masuk di kepala dan meresap di hati.
Tapi, sebelumnya, ada ganjalan yang perlu kita luruskan di awal. Yakni, nasionalisme tidak harus kita lihat sebagai ideologi atau kepentingan politik yang bertentangan dengan Islam. Ia secara sederhana bisa dilihat sebagai bagian dari tanggungjawab manusia pada lingkungan sekitar, pada bangsa dan negara tertentu di sekelilingnya. Dalam arti ini, nasionalisme sebenarnya memang lebih dekat dengan patriotisme atau cinta tanah air.
Lebih jauh, kita dapat mengungkapkan argumen ini: Islam sebagai agama yang sempurna telah mengajarkan kita untuk menyayangi alam dan segenap isinya, terutama manusianya. Manusia yang paling layak dan wajib kita sayangi dan kita perhatikan adalah yang paling dekat dengan kita: orangtua, anak, saudara, pasangan, sanak famili, tetangga dan komunitas yang tinggal selingkungan dengan kita. Mereka adalah tanggungjawab kita. Senang mereka adalah senang kita dan susah mereka adalah susah kita. Jika bukan kita yang memperhatikan mereka, maka siapa lagi; jika bukan mereka yang kita perhatikan, maka siapa lagi. Mereka adalah yang disebut secara silih berganti dengan al-aqrabun,[1] al-qurba,[2] al-qaum,[3] al-ahl,[4] al-ummah[5] dan sebagainya.
Adalah keliru secara moral dan logika jika kita memperhatikan orang-orang yang jauh dari kita tapi melupakan orang-orang yang di sekitar kita. Tidaklah mungkin perhatian yang tulus kita berikan kepada yang jauh jika yang di sekitar kita abaikan. Sudah barang tentu yang dimaksud dengan perhatian di sini bukan bersifat materialistik semata-mata, melainkan perhatian dalam artian yang luas dan sempurna.
Juga keliru jika kita mengira—apapun alasannya—memperhatikan yang jauh lebih penting daripada yang sudah jelas menjadi tanggungjawab kita, seperti keluarga dan tetangga kita. Ide yang seperti ini bertentangan dengan akal sehat dan karenanya bisa dipastikan bertentangan dengan ajaran agama yang tak pernah keluar dari koridor akal sehat.
Tidaklah perlu kita sebutkan di sini berbagai dalil yang mewajibkan kita berbakti kepada orangtua (dua manusia paling dekat dengan kita), menjalin silaturahim dengan sanak keluarga (yang berhubungan darah dengan kita),[6] menjaga hubungan dengan tetangga (yaitu komunitas yang berada dalam radius 40 km di sekitar kita), serta mendahulukan mereka sebelum yang lain dan sebagainya.[7]
Ada hadis yang menarik dalam konteks ini. Bunyinya begini: “Perhatikan tetangga sebelum rumah sendiri.” Atau hadis ini: “Pilihlah tetangga sebelum memilih rumah.” Walhasil, perhatian terhadap lingkungan sekitar sangatlah penting ditekankan dalam akhlak Islam. Alasannya pun jelas: apa yang di sekitar kita adalah tanggungjawab kita.
Alam sekitar juga yang paling wajib kita perhatikan. Jika kita melihat perilaku dan sikap Nabi, maka kita akan menemukan betapa besar perhatian beliau terhadap alam sekitar; terhadap tanamannya, kesuburannya, kesehatannya, kebersihannya, keindahannya dan sebagainya. Dalam banyak kesempatan Nabi mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup di sekitar kita.
Allah pun memerintahkan Nabi memulai dakwahnya kepada ‘asyirah (karib kerabat) beliau terlebih dahulu. Allah berfirman: “Berilah peringatan kepada kerabatmu yang terdekat.”[8] Dan memang harus seperti itulah cara manusia melangkah: dari yang dekat menuju yang lebih jauh dan begitulah seterusnya.
Bila kita perhatikan redaksi ayat-ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang besarnya kesabaran dan derita hijrah kita memahami bahwa Rasul begitu mencintai Mekah sebagai tanah airnya. Perhatikan surah Al-Hajj ayat 40 dan surah Al-Hasyr ayat 8. Cinta Rasul pada Mekah sebagai tanah air juga terdapat pada sejumlah riwayat, seperti dalam riwayat Abban bin Sa’d manakala Rasul berurai airmata mengenang kampung halamannya.[9] Setelah hijrah pun Nabi juga menunjukkan kecintaan pada tanah air keduanya itu dengan mempercepat laju ontanya menuju Madinah.[10]
Sayidina Ali pernah menyatakan: “Sesungguhnya negara dapat makmur dengan adanya cinta pada tanah air.”[11] Pada kesempatan lain, dia berkata: “Salah satu tanda kemuliaan seseorang adalah tangisannya atas apa yang telah berlalu dan kerinduannya pada tanah airnya.”[12](MK)
Bersambung…
Catatan kaki:
[1] Al Quran Surat al-Baqarah 180 dan an-Nisa’ 33
[2] Al Quran Surat Asyura 23
[3] Beberapa ayat Al Quran yang menggunakan istilah Al-Qaum antara lain: Q.S. Al-Nisā’ (4): 34; Q.S.  Nūh (31): 1, 2; Q.S. Ibrāhīm (14): 4.
[4] Al-Qur’an Surat Al-Ahzab: 33; Q.S. Al ‘Imran, 110, 113, 199
[5] Cukup banyak ayat dalam Al Quran yang menggunakan istilah ini, diantaranya: Q.S. Al-An’ām(6): 38; Q.S.  Al-Baqarah (2): 213; Q.S. Hūd (11): 118; Q.S.  Ali ‘Imrān (3): 104; Q.S. Al-Zukhruf (43): 22, 23; Q.S. al-Nahl (16): 120; Q.S. Ali ‘Imrān (3): 113
[6] Allah SWT beberapa kali menyebutkan istilah silahturahim dalam Al Quran, diantaranya: Surat Muhammad ayat 22; Surat al-Baqarah ayat 27; Surat an-Nisa’ ayat 1; Surat ar-Ra’du ayat 21, 25. Yang kesemuanya berisi anjuran yang tegas untuk menyambung silahturahim dan mengecam bagi yang memutusnya.
[7] Dari Aisyah r.a., dari Nabi Muhammad saw. bersabda, “Tidak henti-hentinya Jibril memberikan wasiat kepadaku tentang tetangga sehingga aku menduga bahwa ia akan memberikan warisan kepadanya.” (Bukhari, Muslim, Abu Daud, Ibnu Majah, dan Tirmidzi)
[8] Lihat QS 28: 214
[9] Al-Zamakhsyari, Al-Faiq fi Gharib Al-Hadits, juz 2, hal. 541.
[10] Imam Bukhori, Shahih Al-Bukhori, juz 2, hal. 205.
[11] Al-Bahrani, Tuhaful ‘Uqul, hal. 207.
[12] Al-Majlisi, Biharul Anwar, juz 71, hal. 264.

INDONESIA

Nasionalisme Indonesia adalah suatu gerakan kebangsaan yang timbul pada bangsa Indonesia untuk menjadi sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat.
Nasionalisme awalnya berkembang di Eropa. Mengapa di Eropa? Pada akhir abad 18 di Eropa mulai berlaku suatu paham bahwa setiap bangsa harus membentuk suatu Negara sendiri dan bahwa Negara itu harus meliputi seluruh bangsa masingmasing. Kebanyakan bangsa-bangsa itu memiliki faktor-faktor obyektif tertentu yang membuat mereka berbeda satu sama lain, misalnya persamaan keturunan, persamaan bahasa dan daerah budaya, kesatuan politik, adat istiadat dan tradiri atau juga karena persamaan agama. Gerakan nasionalisme dan cita-cita kebangsaan yang berkembang di eropa pada hakikatnya memiliki sifat cinta kebangsaan.
Nasionalisme yang berkembang di Eropa kemudian menjalar ke seluruh dunia. Memasuki awal abad 20 nasionalisme mulai berkembang di negara-negara Asia dan Afrika termasuk Indoensia. Nasionalisme di Asia dan Afrika bukan hanya suatu perjuangan kemerdekaan untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan, tetapi memiliki tujuan yang lebih mendalam, sehingga nasionalisme itu memiliki beberapa aspek seperti:
1. Aspek politik
    Nasionalisme bersifat menumbangkan dominasi politik imperialisme dan bertujuan menghapus pemerintah kolonial.
2. Aspek Sosial Ekonomi
    Nasionalisme bersifat menghilangkan kesenjangan sosial yang diciptakan oleh pemerintah kolonial dan bertujuan menghentikan eksploitasi ekonomi. 
3. Aspek Budaya
    Nasionalisme bersifat menghilangkan pengaruh kebudayaan asing yang buruk dan bertujuan    menghidupkan kebudayaan yang mencerminkan harga diri bangsa setara dengan bangsa lain.  
Dengan demikian nasionalisme di Asia dan Afrika adalah suatu perjuangan untuk menumbangkan kolonialisme dan imprialisme. Bagaimana menurut Anda?
Empat ciri penting yang berkaitan dengan Nasionalisasi di Asia dan Afrika yaitu ; 
  1. Ia merupakan sarana untuk menumbuhkan semangat perlawanan terhadap dominasi imperialisme Barat
  2. Ia menjadi peletak dasar bafi terciptanya perubahan masyarakat Asia terutama dalam cara pandang tentang kedaerahan menjadi cara pandang seluruh bangsa.
  3. ia ditumbuhkan oleh para pemimpin intelektual yang memperoleh pengaruh positif dari pendidikan Barat seperti pendidikan modern, berpikir kritis, komitmen terhadap kemajuan ilmu pengetahuan. Kaum intelektual menemukan dua aspek yang dapat mereka manfaatkan :
  • Konsep human dignity / martabat manusia
  • Ideologi / faham dari Barat seperti liberalisme dan demokrasi
         4.Ia terus berkembang karena para pemimpin dan pengikutnya lebih melihat masa depan         dibanding masa lalu.
Yang dimaksud dominasi (asal kata dominant= lebih kuat/kuasa) politik adalah suatu penguasaan penuh dalam bidang politik, sehingga pemerintah ada ditangan penjajah. eksploitasi ekonomi adalah pemerasan yang dilakukan melalui eksploitasi kekayaan alam, monopoli, memeras tenaga kerja penduduk, sedangkan penetrasi (asal kata to penetrate = menyusup/menerobos) kebudayaan adalah suatu pemaksaan kepada penduduk pribumi untuk mengikuti kebudayaan bangsa penjajah. Coba Anda berikan contoh dari tindakan-tindakan tersebut.
Tekanan dan pemaksaan dari pihak penjajah menimbulkan reaksi berupa penolakan dan perlawanan rakyat untuk mengusir penjajah. Jadi dengan adanya kolonialisme dan imperialisme menimbulkan reaksi bangkitnya semangat berkebangsaan. Perasaan senasib sepenanggungan dan menyatukan kehendak dan tekad untuk lepas dari penjajah merupakan inti dari nasionalisme Indonesia. Nasionalisme tersebut lahir, tumbuh dan berkembang seirama dengan perjalanan sejarah, bahwa perlawanan terhadap penjajah mengalami kegagalan. Berbagai upaya telah dilakukan, namun tidak membuat penjajah angkat kaki dari bumi Indonesia. Mengapa demikian?.Disebabkan belum adanya kesadaran pentingnya persatuan dan kesatuan guna melawan penjajah karena tingkat pendidikan bangsa Indonesia pada saat itu masih rendah. Akhirnya, secara lambat laun kesadaran itu mulai muncul dan berkembang. Apa penyebabnya?. Pertanyaan ini akan terjawab setelah membaca uraian berikut.
Lahir tumbuh dan berkembangnya keragaman ideologi pergerakan nasional tidak dapat dilepaskan dari kondisi dalam negeri dan keadaan internasional. Untuk itu ada 2 faktor yang mempengaruhi munculnya Nasionalisme di Indonesia yaitu apa yang disebut dengan faktor internal dan faktor eksternal. Untuk lebih memahaminya, silahkan anda simak uraian materi berikut ini 
A. Faktor Internal
1.     Perlakuan diskriminatif dari kolonial dan Imperialis Barat (Belanda) menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan terhadap rakyat Indonesia yang akhirnya menimbulkan perasaan senasib. Contohnya tanam paksa, monopoli, diskriminasi dasb. Untuk mengetahui keaadan tanam paksa cobalah Anda amati foto berikut ini. Bagaimana pendapat Anda.  
2.     Adanya kenangan kejayaan masa lalu.  
3.     Timbulnya kaum cerdik pandai akibat adanya politik Ethis Van Derenter.  
Golongan terpelajar itu menyadari akan nasib bangsanya sehingga terbentuk kepribadian, pola pikir dan etos juang yang tinggi untuk membebaskan diri dari penjajahan yang disadari tidak hanya dicapai melalui perjuangan fisik tetapi juga harus melalui kancah politik.
Dan lahirnya kelompok terpelajar Indonesia tersebut menurut Sartono Kartodiardjo disebut nomines novi, yaitu orang-orang yang terbentuk karena faktor pendidikan dan memiliki sikap, pandangan dan orientasi tentang lingkungan masyarakatnya. Melalui kelompok ini paham demokrasi, nasionalisme, komunisme dan liberalisme masuk.
4.     Lahirnya kelompok terpelajar Islam. Mereka menjadi agen perubahan / agen pengubah cara pandang masyarakat, bahwa nasib bangsa Indonesia tidak dapat diperbaiki melalui belas kasih penjajah seperti melalui politik etis.
      Nasib bangsa Indonesia harus ubah oleh bangsa Indonesia sendiri melalui peningkatan taraf hidup baik dibidang ekonomi, pendidikan, sosial dan budaya.  
5.     Kesadaran Bangsa Indonesia akan harga dirinya sebagai suatu bangsa yang ingin hidup bebas, merdeka seperti bangsa-bangsa yang lain. Hal tersebut menambah semangat juang untuk memperoleh kemerdekaan dan menimbulkan adanya semangat persamaan derajat.
Dari penjelasan tersebut, apakah Anda sudah paham? Kalau anda sudah paham silahkan anda simak uraian materi berikutnya.
B. Faktor Eksternal
1.     Munculnya fase kesadaran pentingnya semangat nasional dan perasaan senasib.
2.     Peristiwa PD1 menyadarkan para terpelajar mengenai penentuan nasib sendiri.
3.     Munculnya dorongan untuk melawan imperialisme barat karena adanya konflik ideologi antara kapitalisme / imperialisme dengan sosialisme / komunisme
4.     Lahirnya nasionalisme di Asia dan Afrika memberi inspirasi kaum terpelajar di Indonesia bahwa imperialisme harus dilawan melalui organisasi modern. Seperti yang pernah Anda pelajari di modul sebelumnya.
5.     Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1904-1965, telah menyadarkan bangsa Asia khususnya Indonesia akan kekuatan dan kemempuannya sebagai bangsa Asia yang telah mampu mengalahkan bangsa Eropa yang selalu menganggap bangsa yang super.
Dengan faktor-faktor tersebut diatas, seperti yang telah Anda pelajari maka timbullah kesadaran Nasionalisme sebagai bangsa Indonesia sehingga mempunyai tekad dan kesadaran untuk memperoleh kembali kemerdekaan Indonesia setelah beberapa ratus tahun dijajah bangsa Eropa.
2. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN IDEOLOGI  SERTA ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA
Nasionalisme Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat setelah berdirinya Budi Utomo. Budi Utomo menjadi pelopor berdirinya organisasi-organisasi di Indonesia. Untuk lebih mengetahui dan memahami perkembangan pergerakan nasional Indonesia silahkan mengikuti telaah organisasi organisasi berikut ini: 
1. Budi Utomo (BU) 20 Mai 1908
Politik etis awal abad ke-20 membawa dampak munculnya "priyayi jawa baru" atau priyayi rendahan, mereka memiliki pandangan bahwa pendidikan adalah kunci kemajuan. Dilatar belakangi situasi ekonomi yang buruk di pulau Jawa karena eksploitasi penjajah Belanda, menyebabkan banyak anak priyayi rendahan yang pandai tapi tidak dapat meneruskan sekolah karena tidak ada biaya.
Sang priyayi baru, Dr Wahidin Sudirohusodo berusaha mencari dana untuk memberi bantuan kepada anak-anak yang tidak dapat sekolah. Propagandanya disambut antara lain oleh salah seorang mahasiswa kedokteran sekolah Dokter Jawa, School Taf Opleiding Van Indische Arsten (Stovia) yaitu Sutomo.
Tujuan Budi Utomo adalah melakukan pengajaran bagi orang Jawa dan berusaha untuk membangkitkan kembali budaya Jawa, Jadi pendidikan barat dipadukan dengan tradisi dan budaya Jawa. Tentu saja berdirinya Budi Utomo ini menimbulkan banyak reaksi baik dari orang Belanda maupun kaum priyayi Jawa. Pernah mendengar istilah kaum priyayi? Priyayi adalah sebutan untuk orangorang Jawa keturunan bangsawan. Lalu apa saja reaksinya?. Ada yang berpendapat bahwa kelahiran Budi Utomo merupakan renaissance atau kebangkitan budayan Jawa. Kaum priyayi menolak kehadiran Budi Utomo, Mengapa demikian? Karena kelahiran dan cita-cita Budi Utomo dianggap mengganggu kestrabilan kedudukan sosial mereka. Mereka merasa terancam posisinya oleh gerakan anak muda tersebut.
Untuk mencegah cita-cita Budi Utomo tersebut mereka mendirikan regent Bond Setia Mulya di Semarang, tapi ada pula kaum priyayi yang progresif seperti bupati Karang Anyar yang bernama Tirto Kusumo yang mendukung Budi Utomo. Lalu bagamana perkembangan Budi Utomo selanjutnya? Walaupun tujuan Budi Utomo masih samar-samar yaitu kemajuan bagi Hindia, tetapmenarik perhatian masyarakat, hanya dalam waktu enam bulan jumlah anggota Budi Utomo sudah mencapai ribuan orang dan cabang-cabangnya tersebar di kota-kota besar pulau Jawa tapi anggota Budi Utomo terbatas hanya dari suku Jawa dan Madura. Dalam waktu satu tahun Budi Utomo berhasil menarik 10.000 anggaran yang berasal dari 40 cabang, seperti Yogyakarta, Madura, Bandung, Surabaya, Jakarta, dll.
Untuk konsolidasi organisasi pada tanggal 3 - 5 Oktober 1908 Budi Utomo menyelenggarakan kongres yang pertama di Yogyakarta yang menghasilkan keputusan yaitu:
a.Memajukan pendidikan dan pengajaran
b. Mempertinggi cita-cita kemanusiaan
c.Menggali kembali kebudayaan bangsa dan ilmu pengetahuan
Dalam perkembangan selanjutnya anggoata Budi Utomo kebanyakan terdiri dari kaum priyayi dan pegawai negeri, apa akibatnya? Tujuan organisasi lebih diarahkan untuk kepentingan mereka dan mengabaikan kepentingan rakyat banyak. Ketua Umum BU yang juga sebagai bupati lebih memperhatikan reaksi pemerintah kolonial daripada reaksi anggota atau rakyat banyak. Dengan keanggotaan para priyayi Jawa, maka sulit untuk memobilisasi anggotanya. Lalu bagaimana reaksi golongan muda? Dengan perkembangan yang demikian akibat terbatasnya jaringan interaksi atau hubungan organisasi, golongan muda merasa kecewa dan memutuskan keluar dari Budi Utomo. Gerakan muda yang keluar diantaranya adalah Soetomo, Goenawan Mangunjusumo dan Cipto Mangunkusumo. Golongan pemuda di luar kultur Jawa membentuk organisasi pemuda diantaranya Jong Ambon Jong Celebes Jong Minahasa dan sebagainya. Di kalangan pemuda Jawa berdiri Sedyo Tomo dan Narpo Pendowo. Sementara itu Budi Utomo memperoleh status badan hukum dari pemerintah kolonial karena tidak memiliki tujuan politik dan dianggap tidak berbahaya.
Sesuai pekembangan jaman BU akhirnya juga terjun dalam kegiatan politik, hal ini terbukti ketika terjadi Perang dunia 1 pada tahun 1915, Budi Utomo turut memikirkan cara mempertahankan Indonesia dari serangan BU mengusulkan kepada pemerintah untuk membentuk Indiandsche Militie (Milisi untuk Bumiputera) untuk mempertahankan Indonesia dari serangan yang dikemukakan dalam rapat umum di Bandung pada tanggal 5-6 Agustus di Bandung. Menurut BU, untuk tujuan itu harus dibentuk dewan perwakilan rakyat terlebih dahulu. Atas usulan BU tersebut maka pada akhir Perang dunia 1 dibentuklah Volksraad. Ketika dibentuk Volksraad (Dewan Rakyat), wakil-wakil Budi Utomo duduk di dalamnya dalam jumlah yang cukup banyak. Tahun-tahun berikutnya usaha untuk memajukan organisasi ini tidak begitu berhasil karena mulai muncul organisasi-organisasi baru sebagai saingannya yang harus nasionalis dan lebih progres. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Budi Utomo merupakan organisasi. Pada tahun 1935 Budi Utomo berfusi atau bergabung dengan Partai Indonesia Raya (Parindra). Coba Anda tulis tiga organisasi yang progresif tersebut.
Walaupun kegiatan Budi Utomo lebih bersifat sosial kultural, tapi kelahiran Budi Utomo merupakan pelopor pergerakan nasional Indonesia pertama, sehingga tanggal berdirinya ditetapkan sebagai hari kebangkitan nasional Indonesia. Secara politik dapat dikatakan Budi Utomo kurang begitu pentingnya akan tetapi pergerakan inilah yang menyebar lebih semangat nasionalisme untuk pertama kalinya.
Bagaimana? sudah jelas? Apabila belum paham benar, bacalah sekali lagi. Kalau sudah jelas dan paham, mari kita lanjutkan pada organisasi berikutnya. 
2. SAREKAT ISLAM (SI) 1911
Sebelum kita membahas organisasi ini, silahkan amati dulu gambar berikut, apa yang Anda ketahui dari tokoh tersebut?
Organisasi Serikat Islam pada awalnya merupakan perkumpulan pedagang-pedagang Islam. Organisasi ini dirintis oleh R.M. Tirtoadisuryo pada tahun 1909 dengan tujuan untuk melindungi hak-hak pedagang pribumi Muslim dari monopoli dagang yang dilakukan untuk pedagang-pedagang besar Tionghoa.
Kemudian tahun 1911 di kota Solo oleh Haji Samanhudi didirikan organisasi dengan nama Sarekat Dagang Islam (SDI). Tujuan perkumpulan ini adalah untuk menghimpun para pedagang Islam agar dapat bersaing dengan para pedagang asing seperti pedagang Tionghoa, India dan Arab. Mengapa demikian? Karena pada saat itu pedagang-pedagang tersebut lebih maju usahanya daripada pedagang Indonesia dan keadaan itu sengaja diciptakan oleh Belanda. Adanya perubahan sosial menimbulkan kesadaran kaum pribumi. Sebagai ikatan solidaritas dan lambang kelompok, perlu ada ideologi gerakan. Tentu Anda ingin tau kira-kira apa corak organisasi SDI ini?
SDI merupakan organisasi ekonomi yang berdasarkan pada agama Islam dan perekonomian rakyat sebagai dasar penggeraknya. Di bawah pimpinan H. Samanhudi perkumpulan ini berkembang pesat hingga menjadi perkumpulan yang berpengaruh dan akhirnya pada tahun 1912 oleh pimpinannya yang baru yaitu Haji Omar Said Cokroaminoto namanya diubah menjadi Sarekat Islam. Apa alasan pengubahan nama tersebut? Hal ini dilakukan agar organisasi ini tidak hanya bergerak dalam bidang ekonomi, tapi juga dalam bidang lain seperti politik. Walaupun dalam anggaran dasarnya tidak terlihat adanya unsur politik, tapi dalam kegiatannya SI menaruh perhatian besar terhadap unsur-unsur politik dan menentang ketidakadilan serta penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial. Artinya SI memiliki jumlah anggota yang banyak sehingga menimbulkan kekhawatiran pemerintah Belanda.
Tujuan SI mencapai kemajuan rakyat yang nyata dengan jalan persaudaraan, persahabatan dan tolong-menolong diantara muslim. Tujuan utama SI 1913 adalah engembangkan perekonomian. Keanggotaan SI terbuka untuk semua lapisan. SI berkembang pesat, pada waktu diajukan sebagai Badan Hukum, Gubernur Jendral Idenburg menolak. Badan Hukum hanya diberikan pada SI lokal. Dengan perubahan waktu akhirnya SI pusat diberi pengakuan sebagai Badan Hukum pada bulan Maret tahun 1916. Setelah pemerintah memperbolehkan berdirinya partai politik, SI berubah menjadi partai politik dan mengirimkan wakilnya ke Volksraad tahun 1917. SI akhirnya mengalami perkembangan yang lebih pesat dibandingkan Budi Utomo dan mulai disusupi aliran Revolusioner Sosialis, mengapa begitu? Karena SI tidak membatasi keanggotaannya hanya untuk masyarakat Jawa dan Madura saja.
SI sebagai organisasi besar akhirnya terpecah setelah disusupi oleh orang-orang yang telah dipengaruhi oleh paham sosialis. Paham sosialis ini disebarkan oleh Sneevlet yang mendirikan organisasi ISDV (Indische Sosialistische Democratische Vereeniging). Mereka menyebar luaskan ajaran sosialis dan terang-terangan menentang kebijakan-kebijakan pimpinan Sarekat Islam. Hal ini menyebabkan SI pecah menjadi SI putih yang dipimpin oleh HOS Cokroaminoto dan SI merah yang dipimpin Semaun. Si merah berlandaskan Sosialisme Komunisme.
Pecahnya SI terjadi setelah Semaun dan Darsono dikeluarkan dari organisasi. Hal ini ada kaitannya dengan kongres SI ke-6 tahun 1921 tentang perlunya disiplin partai, seorang harus memilih antara SI atau organisasi lain tujuannya agar Si bersih dari unsur-unsur komunis.
SI berubah nama menjadi Partai Sarekat Islam (PSI). Pada kongres PSI tahun 1927 menyatakan bahwa tujuan perjuangan adalah mencapai kemedekaan nasional. Karena tujuannya yang jelas itulah PSI ditambah namanya dengan Indonesia sehingga menjadi Partai Serikat Islam Indonesia (PSII). Pada tahun itu juga PSII menggabungkan diri dengan Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI).
Akibat keragaman cara pandang diantara anggota partai, PSII pecah menjadi beberapa partai politik, diantaranya Partai Islam Indonesia dipimpin Sukiman, PSSI Kartosuwiryo, PSSI Abikusno dan PSI sendiri. Perpecahan itu melemahkan PSII dalam perjuangannya.
Akibat sering terjadi pertentangan akhirnya PSII mengalami kemunduran. Bagaimana? Sudah paham? Mari kita lanjutkan pada organisasi selanjutnya.
3. INDISCHE PARTIJ (IP) 1912
Partai ini merupakan partai pertama yang menanamkan rasa kebangsaan dan pribumi Ernest Eugene Francois (EFE) Douwes Dekker mengambil prakarsa mendirikan partai politik untuk golongan Indo dan bercita-cita memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Ia mengajak Suwardi Suryaningrat dan Cipto Mangunkusumo untuk mendirikan Indische Partij pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung. Organisasi ini pada mulanya disebut juga Partai Hindia. Tuntutan utamanya adalah penghapusan kolonialisme yang mengeksploitasi rakyat dan Hindia Belanda. Indische Partij memiliki semboyan Hindia untuk Hindia, mengerti bukan maksudnya? Ya, jadi menurut semboyan tersebut adalah Hindia untuk orang Hindia bukan untuk orang Belanda. Dari tuntutannya kita tahu bahwa pergerakan ini bercorak organisasi politik. Hindia adalah sebutan untuk Indonesia pada masa penjajahan Belanda.
Coba amati gambar berikut, kemudian tunjukkan yang bernama EFE Dowes Dekker, Suwardi Suryaningrat dan Cipto Mangunkusumo.
Keanggotaan Indische Partij terbuka untuk semua golongan. Dengan cita-cita mencapai Indonesia merdeka, Indische Partij merupakan organisasi politik pertama di Indonesia. Perkembangan yang sangat cepat dan pernyataan-pernyataannya yang mengkritik Belanda menyebabkan tokoh-tokoh Indischer Partij mulai diawasi dan dicurigai oleh Belanda sehingga pemerintah menolak ketika pengurusnya mengajukan permohonan untuk memperoleh badan hukum. Salah satu pernyataan yang mengkritik Belanda adalah tulisan Suwardi Suryaningrat yang berjudul Als Ik eens Nederlander Was (Seandainya saya seorang Belanda), tulisan yang dimuat dalam surat kabar de Express itu berisi kritikan terhadap Belanda ketika bermaksud mencari dana untuk merayakan peringatan 100 tahun kemerdekaan negeri Belanda lepas dari penjajahan Perancis tahun 1814. Akibat tulisan itu ketiga pemimpin Indische Partij ditangkap dan dihukum dan dibuang ke negeri Belanda.
Tahun 1913 IP dinyatakan sebagai partai terlarang. Douwes Dekker tetap berjuang dijalur politik, Suwardi Suryaninggrat lebih dikenal sebagai Ki Hajar Dewantoro bergerak di lapangan pendidikan dan Tjipto Mangunkusumo tetap dengan perjuangan radikalnya. 
4. MUHAMMADIYAH - 1912
Muhammadiyah didirikan pada tanggal 18-11-1912 oleh K.H. Ahmad Dahlan, seorang muslin yang berpikiran moderen. Tujuan yang ingin dicapai adalah memajukan pengajaran moderen berdasarkan Islan yang benar dan memberikan pengertian ilmu agama dan cara hidup yang benar menurut peraturan agama. Untuk mencapai tujuan tersebut Muhammadiyah mendirikan sekolah-sekolah sebagai pusat pendidikan dan membantu sekolah-sekolah Islam yang memerlukan bantuan, Dalam bidang sosial, Muhammadiyah banyak mendirikan rumah sakit, rumah yatim piatu dan meningkatkan dakwah bagi masyarakat Islam. Muhammadiyah mendapat surat Keputusan badan hukum dari pemerintah pada tanggal 22 Agustus 1914. Setelah berbadan hukum, organisasi ini mulai mendapat sambutan kalangan Islam sehingga mulai berkembang. Muhammadiyah adalah organisasi yang bercorak kooperatif (bekerjasama) dengan pemerintah Belanda.
Dengan kegiatan tersebut Muhammadiyah turut mendukung perjuangan memperoleh kemerdekaan. Peranannya dalam menumbuhkan kesadaran bangsa tentang pentingnya kemajuan dan kemerdekaan sangat besar. Cobalah Anda amati gambar berikut ini, berikan pengetahuan Anda tentang K.H. Ahmad Dahlan. Bagaimana menurut Anda? 
Setelah Anda mengamati gambar diatas, silahkan Anda simak materi berikutnya.
Perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan tidak hanya dilakukan di tanah air, para pelajar dan mahasiswa Indoensia di Belanda juga mendirikan organisasi.
Selanjutnya mari kita telaah organisasi yang didirikan oleh pemuda Indonesia di Belanda, tahukah Anda organisasi apa? 
5. PERHIMPUNAN INDONESIA (PI) 1925
Berdirinya PI berawal dari didirikannya Indische Vereniging tahun 1908 di Belanda.Organisasi ini bersifat moderat (selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem) sebagai perkumpulan sosial mahasiswa Indonesia di Belanda untuk memperbincangkan masalah dan persoalan tanah air. Pada awalnya Perhimpunan Indonesia merupakan organisasi sosial. Memasuki tahun 1913, dengan dibuangnya tokoh Indische Partij ke Belanda maka dibuatlah pokok pemikiran pergerakan yaitu Hindia untuk Hindia yang menjadi nafas baru. Iwa Kusumasumantri diangkat sebagai ketua menyatakan 3 azaz pokok Indische Vereeniging yaitu:
  1. Indonesia menentukan nasibnya sendiri
  2. Kemampuan dan kekuatan sendiri
  3. ersatuan dalam menghadapi Belanda
Tahun 1925 Indische Vereeniging berubah menjadi Perhimpunan Indonesia dengan tujuannya Indonesia merdeka. Banyak kegiatan yang dilakukan oleh aktivis PI di Belanda maupun di luar negeri, diantaranya ikut serta dalam kongres Liaga Demokrasi Perdamaian Internasional tahun 1926 di Paris, dalam kongres itu Mohammad Hatta dengan tegas menyatakan tuntutan akan kemerdekaan Indonesia. demikian pula pendapat-pendapat mereka banyak disampaikan ke tanah air. Aksi-aksi yang dilakukan menyebabkan Hatta dkk. dituduh melakukan pemberontakan terhadap Belanda. Karena dituduh menghasut untuk pemberontakan terhadap Belanda maka tahun 1927 tokoh-tokoh PI diantaranya M. Hatta, Nasir Pamuncak, Abdul Majid Djojonegoro dan Ali Sastroamijoyo ditangkap dan diadili. Tindakan-tindakan PI dapat dikatakan radikal, apakah radikal itu? Radikal adalah suatu paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaruan secara keras sampai ke akarnya, mengapa mereka bertindak radikal? Nah, sekarang coba lihatlah gambar tokoh-tokoh ini, apa pendapat Anda terhadap tindakan mereka yang radikal? 
Karena status anggota PI sebagai mahasiswa membawa posisi mereka tanpa ikatan sosial politik tertentu dan tidak memiliki kepentingan untuk mempertahankan kedudukan, sehingga mereka tidak khawatir dalam bertindak, terang-terangan melawan pemerintah Bealnda Organisasi ini juga membuat lambang untuk Indonesia diantaranya merah putih sebagai bendera.
Semenjak berakhirnya PD I perasaan anti kolonialis dan imperialis di kalangan pimpinan dan anggota PI semakin menonjol, apalagi setelah ada seruan dari Presiden AS, Woodrow Wilson mengenai hak untuk menetukan nasib bangsa sendiri. Tahun 1925 PI semakin tegas memasuki kancah politik, yang juga didorong kebangkitan nasionalisme di Asia-Afrika. Disamping itu, mengusahakan suatu pemerintahan untuk Indonesia, yang bertanggung jawab kepada rakyat Indonesia semata-mata, dan hal yang demikian itu hanya bisa 22 dicapai oleh rakyat Indonesia sendiri tanpa mengharapkan bantuan siapapun dan pada prinsipnya menghindarkan perpecahan demi tercapainya tujuan. Dengan pemikiran yang demikian tegas, wajarlah apabila PI menjadi satu ancaman terhadap kredibilitas pemerintah Belanda dalam menjalankan kolonialismenya di Indonesia.
Bagaimana? Sudah lelah? Tentu belum ya, mari kita lanjutkan.
Sekarang marilah kita membahas pergerakan Nasional antara tahun 1926-1939 dimulai dengan Partai Nasional Indonesia (PNI).
6. Partai Nasional Indonesia
Bermula dari Mahasiswa Algemenee Studie Club di Bandung tahun 1926, Ir. Sukarno dkk seperti Mr. Suaryo, Ali Sastroamijoyo, & Mr. Sartono bermaksud menggalang perjuangan melalui organisasi yang bertujuan untuk kemerdekaan Indonesia.
Sesudah PKI dinyatakan sebagai partai terlarang oleh pemerintah Hindia Belanda akibat pemberontakannya tahun 1926-1927, maka dirasakan perlunya wadah untuk menyalurkan hasrat dan aspirasi rakyat yang tidak mungkin lagi ditampung oleh organisasi-organisasi politik yang ada pada waktu itu. Sejalan dengan hal tersebut muncul organisasi kebangsaan dengan corak politik nasionalis murni yaitu PNI yang didirikan tanggal 4 Juli 1927.
Dalam Azasnya PNI berkeyakinan, bahwa syarat yang amat penting untuk perbaikan kembali semua susunan pergaulan hidup Indonesia itu ialah kemerdekaan nasional. Oleh karena itu, maka semua kekuatan haruslah ditujukan ke arah kemerdekaan nasional. Dengan kemerdekaan nasional rakyat akan dapat memperbaiki rumah tangganya dengan tanpa gangguan.
PNI ingin sekali melihat rakyat Indonesia bisa mencapai kemerdekaan politik untuk mencapai pemerintahan nasional, mencapai hak untuk mengadakan Undang-undang sendiri dan mengadakan aturan-aturan sendiri dalam mengadakan pemerintahan.
Kehadiran PNI benar-benar jadi tantangan pemerintah Hindia Belanda karena organisasi ini benar-benar menunjukkan perlawanannya. Dari azaz maupun tujuannya, terlihat bahwa PNI merupakan organisasi politik yang ekstrim dan radikal yang tentu saja berlawanan dengan keinginan pemerintah Belanda. Oleh karena itu berkali-kali tokoh-tokohnya diperingatkan agar tidak melakukan kegiatan, terutama yang berhubungan dengan massa, seperti rapat-rapat umum. Mengapa rapat umum dilarang, karena biasanya rapat umum menarik ribuan massa untuk berkumpul. Walaupun demikian, semangat pantang menyerah tokoh PNI tetap berkobar, bahkan pada tanggal 17-18 Desember 1927, PNI berhasil memelopori terbentuknya organisasi sosial politik se Indonesia dalam bentuk Permufakatan perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia, (PPPKI). Kegiatan-kegaitan yang dilakukan oleh tokoh PNI menyebabkan pemerintah Hindia Belanda kehilangan kesabaran sehingga melakukan 23 penangkapan terhadap tokoh-tokoh PNI, seperti Ir. Soekarno, Maskun, Supriadinata dan Gatot Mangkupradja. Mereka kemudian diadili dan dimasukkan penjara suka miskin Bandung. Nah demikianlah kira-kira gambaran pergerakan nasional Indonesia melalui organisasi-organisasi, lalu bagaimana dengan pemuda?
Apakah pemuda ikut berperan dalam perjuangan memperoleh kemerdekaan? Tentu Anda masih ingat beberapa organisasi pemuda yang didirikan pada saat kita membahas organisasi Budi Utomo, bukan? Coba Anda sebutkan 3 diantaranya.
Organisasi pemuda yang pertama berdiri adalah Trikoro Darmo yang kemudian berubah nama menjadi Jong Java. Setelah munculnya Jong Java, berdiri organisasi pemuda yang serupa dengan nama suku atau daerahnya masingmasing, seperti Jong Sumatranen Bod, Jong Celebes, Jong ambon, dll. Semua organisasi kedaerahan ini punya tujuan yang sama untuk memajukan Indonesia dan mencapai kemerdekaan. Para pemuda tersebut secara langsung tidak berkiprah dalam gerakan yang bercorak politik, namun lebih mengarah pada usaha untuk memajukan kebudayaan daerah masing-masing.
Silakan Anda amati gambar di bawah ini, Apa nama gedung ini sekarang?
Tentu Anda tahu hasil dari Kongres Pemuda II ini, bukan?
Dalam kongres tercapai suatu kesepakatan adanya satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa yang merupakan cermin persatuan dan kesatuan yang dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda.
Pada waktu Kongres Pemuda II berlangsung, dimunculkan suasana merah putih dengan iringan lagu Indonesia Raya karya W.R. Supratman.
Sumpah Pemuda ini merupakan sebuah momentum yang sangat penting karena sejak saat itu telah timbul suatu perasaan kebangsaan dan perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan semakin nyata. 24 Untuk lebih jelasnya berikut ini dicantumkan hasil Kongres Pemuda Indonesia II yang disetujui pada tanggal 28 Oktober 1928. 
Kongres Pemuda II menghasilkan Sumpah Pemuda mendorong organisasi pergerakan nasional yang bersifat politik untuk bersatu melawan pemerintah Hindia Belanda.
Dengan keyakinan bahwa perjuangan yang dilakukan bersama akan lebih mudah untuk mencapai tujuan kemerdekaan Indonesia. Maka pada tanggal 17-18 Desember 1927 dibentuklah suatu permufakatan Perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI), yang dipelopori oleh Ir. Sukarno dari PNI. Perhimpunan ini terdiri dari beberapa organisasi pergerakan nasional seperti PSII, BU, PNI, Pasundan, Jong Sumatranen Bond, Kaum Betawi dan Kelompok Studi Indonesia.
PPPKI diharapkan mampu mempersatukan dan menjadikan gerakan politik nasional berada dalam satu koordinasi yang baik. Dalam perkembangan selanjutnya, PPPKI tidak mampu mewujudkan cita-citanya, hal ini disebabkan adanya pertentangan antara tokoh-tokoh partai yang tergabung di dalamnya.
Tekanan dari pemerintah Hindia Belanda juga menjadi salah satu sebab semakin menurunnya peran perhimpunan ini dalam pergerakan nasional Indonesia.
Upaya untuk meraih kemerdekaan terus dilakukan, baik melalui perjuangan kooperatif maupun non kooperatif. Coba Anda pikirkan mengapa hal ini terjadi?
Ya benar, Belanda selalu menutup jalan dan melakukan penekanan terhadap gerakan non kooperatif sementara terhadap gerakan yang kooperatifpun diwajibkan selalu minta izin apabila akan mengadakan kegiatan.
Hal tersebut membuat kesal para tokoh pergerakan, sehingga melalui Volksraad (dewan rakyat), partai-partai yang tergabung dalam PPPKI mengeluarkan petisi tanggal 15 Juli 1936.
Petisi yang dikenal sebagai Petisi Sutardjo itu ditanda tangani oleh Sutarjo, IJ. Kasimo, Sam Ratulangi, Datuk tumenggung dan Kwo Kwat Tiong, berisi usulan kepada pemerintah Belanda untuk membahas status politik Hindia Belanda 10 tahun mendatang.
Coba Anda pikirkan dan diskusikan apa reaksi Pemerintah Belanda terhadap petisi ini? Benar, sudah dapat dipastikan bahwa Belanda menolak petisi tersebut.
Hal ini tentu membuat para tokoh pergerakan kecewa. Gagalnya petisi Sutarjo merupakan tantangan bagi para tokoh pergerakan nasional. Untuk mengatasi kekecewaan tersebut di atas maka para tokoh pergerakan nasional mendirikan organisasi baru, yaitu Gabungan Politik Indonesia (GAPI) pada tanggal 21 Mei 1939. Gapi merupakan gabungan dari Parindra (Partai Indonesia raya), Gerakan Indonesia (Gerindo), Persatuan Minahasa, Partai Islam Indonesia (PII), Partai Katolik Indonesia, Pasundan dan (PSII) Partai Serikat Islam Indonesia.
Langkah yang ditempuh GAPI adalah mengadakan Kongres Rakyat Indonesia (KRI). Adapun tujuan dari kongres ini adalah “Indonesia Berparlemen” Anda tentu tahu maksudnya bukan? Ya, GAPI menuntut agar rakyat Indonesia diberikan hak-hak dalam urusan pemerintahannya sendiri.
Keputusan penting lain setelah “Indonesia berparlemen adalah penetapan merah putih sebagai bendera Indonesia, lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan dan penggunaan bahasa Indonesia bagi seluruh rakyat di Hindia Belanda.
Lalu bagaimana reaksi pemerintah Hindia Belanda?
Tuntutan GAPI ditanggapi oleh pemerintah Belanda dengan Komisi Visman. Komisi ini bertujuan untuk menyelidiki keinginan bangsa Indonesia.
Ternyata komisi ini bekerja tidak jujur dan lebih memihak kepada Belanda. Pemerintah Hindia Belanda” hanya berjanji akan memberikan status dominion kepada Indonesia dikemudian hari”.
Nah, demikianlah peranan organisasi-organisasi pergerakan nasional Indonesia dalam perjuangan memperoleh kemerdekaan. Apakah ada hal lain yang turut perperan dalam perjuangan tersebut? Tentu pergerakan Nasional Indonesia tidak terlepas dari peranan pers dan peranan wanita.
Pada tahun 1909, E.F.E Douwes Dekker (Danudirja Setya budi) memberikan sebuah uraian awal tentang pers di Indonesia, bahwa kedudukan pers berbahasa Melayu lebih penting daripada pers Belanda. Karena dengan berbahasa Melayu simpati dari kalangan pembaca pribumi lebih besar. Perkembangan pers bumiputera yang berbahasa melayu menimbulkan pemikiran di kalangan pemerintah kolonial untuk menerbitkan sendiri suratkabar berbahasa Melayu yang cukup besar dengan sumber-sumber pemberitaan yang baik.
Menurut Douwess Dekker secara kronologis suratkabar berbahasa Melayu yang tertua adalah Bintang Soerabaja (1861) dengan pokok pemberitaan mengenai usaha menentang pemerintah dan pengaruhnya terhadap orang-orang Cina di Jawa Timur. Kemudian berikutnya adalah Pewarta Soerabaja (1902) dengan pembacanya terbanyak dari masyarakat Cina. Salah satu surat kabar yang terpenting adalah Kabar Perniagaan (1902), ada pula mingguan oposisi Ho-Po.
Pelopor Pers Nasional adalah Medan Prijaji yang dipimpin oleh R.M. Tirtoadisuryo, terbit tahun 1907 sebagai mingguan, dan sejak 1910 menjadi surat kabar harian. Sementara surat kabar yang membawa suara pemerintah dalam bahasa melayu adalah Pancaran Warta (1901) dan Bentara Hindia (1901).
Peranan Pers dalam usaha membantu menumbuhkembangkan kesadaran nasional cukup besar artinya bagi langkah perjuangan rakyat Indonesia menuju kemerdekaan. Ada keterkaitan yang erat antara pers nasional dengan pergerakanpergerakan kebangsaan sebagai penerus ide-ide nasionalisme.
Sejalan dengan pergerakan pemuda dalam pergerakan nasional, timbul pula pergerakan yang dipelopori oleh kaum wanita. Pelopor gerakan kaum wanita adalah RA Kartini yang menyerukan agar wanita Indonesia diberi pendidikan karena wanita juga memikul tugas suci. Pendidikan untuk wanita Indonesia adalah untuk mengangkat derajat sosialnya karena selama ini wanita dianggap rendah oleh bangsa Indonesia.
Setelah sebagian wanita Indonesia mendapatkan pendidikan barat dan bergaul dengan tokoh-tokoh emansipasi Barat bermunculanlah perkumpulan atau organisasi wanita, diantaranya Putri Mardika, kemudian sekolah Kautamaan Istri yang didirikan oleh Raden Dewi Sartika di Bandung pada tahun 1904. Selanjutnya pada tahun 1920 muncul perkumpulan wanita yang bergerak di bidang sosial dan kemasyarakatan, seperti De Gorontalo Mohammedaanshe Vrowen Vereeniging di Minahasa dan wanito Utomo di Yogyakarta.
Dalam perkembangan selanjutnya, wanita mulai mendirikan perkumpulan sendiri untuk memperjuangkan cita-citanya. Organisasi yang terkenal antara lain Perserikatan Perempuan Indonesia, Istri Sedar, dan Istri Indonesia. Organisasiorganisasi ini kemudian mengadakan kongres perempuan Indonesia yang menanamkan semangat kebangsaan.

Pengertian 3

1. Nasionalisme Kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil)
Merupakan bentuk nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya, kehendak rakyat, atau perwakilan politik.
2. Nasionalisme Etnis
adalah sejenis semangat kebangsaan dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat.
3. Nasionalisme Romantik/Organik/Identitas
Dimana negara memperoleh kebenaran politik secara semula jadi (organik) hasil dari bangsa atau ras; menurut semangat romantisme.
4. Nasionalisme Budaya
Bentuk nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya “sifat keturunan” seperti warna kulit, ras dan sebagainya.
5. Nasionalisme Kenegaraan
Variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu digabungkan dengan nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan.
6. Nasionalisme Agama
Bentuk nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama.

D. Tujuan Nasionalisme

Pada dasarnya nasionalisme yang muncul di berbagai negara mempunyai tujuan sebagai berikut:
  • Menjamin kemauan dan kekuatan mempertahankan masyarakat nasional melawan musuh dari luar sehingga melahirkan semangat rela berkorban.
  • Menghilangkan Ekstremisme (tuntutan berlebihan) dari warga negara (individu dan kelompok).
  • Menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air
  • Menciptakan hubungan yang rukun dan harmonis, dan mempererat tali persaudaraan yang utuh.

E. Contoh Sikap Nasionalisme

Contoh perilaku atau sikap nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari:
  • Menjaga ketertiban masyarakat dengan mematuhi aturan yang berlaku.
  • Mematuhi dan mentaati hukum negara.
  • Bersedia mempertahankan dan memajukan negara.
  • Melestarikan budaya indonesia.
  • Menggunakan produk dalam negeri.
  • Menjungjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa.
  • Ikut serta dalam upaya pembelaan negara.

Pengertian 2

Pengertian Nasionalisme


Pengertian Nasionalisme.  Nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian masyarakat suatu bangsa tersebut merasakan adanya kesetiaan yang mendalam terhadap bangsa itu sendiri.

Demikian juga ketika kita berbicara tentang nasionalisme. Nasionalisme merupakan jiwa bangsa Indonesia yang akan terus melekat selama bangsa Indonesia masih ada. Nasionalisme bukanlah suatu pengertian yang sempit bahkan mungkin masih lebih kaya lagi pada zaman ini. Ciri-ciri nasionalisme di atas dapat ditangkap dalam beberapa definisi nasionalisme sebagai berikut :

1.      Nasionalisme ialah cinta pada tanah air, ras, bahasa atau sejarah budaya bersama.

2.      Nasionalisme ialah suatu keinginan akan kemerdekaan politik, keselamatan dan prestise bangsa.

3.      Nasionalisme ialah suatu kebaktian mistis terhadap organisme sosial yang kabur, kadang-kadang bahkan adikodrati yang disebut sebagai bangsa atau Volk yang kesatuannya lebih unggul daripada bagian-bagiannya.

4.      Nasionalisme adalah dogma yang mengajarkan bahwa individu hanya hidup untuk bangsa dan bangsa demi bangsa itu sendiri.

Nasionalisme tersebut berkembang terus memasuki abad 20 dengan kekuatan-kekuatan berikut :

(1)   keinginan untuk bersatu dan berhasil dalam me-nyatukan wilayah dan rakyat;

(2)   perluasan kekuasan negara kebangsaan;

(3)   pertumbuhan dan peningkatan kesa-daran kebudayaan nasional dan

(4)   konflik-konflik kekuasaan antara bangsa-bangsa yang terangsang oleh perasaan nasional.

Kini nasionalisme mengacu ke kesatuan, keseragam-an, keserasian, kemandirian dan agresivitas. (Boyd C. Shafer, 1955, hal. 168).

Sebagai gejala historis nasionalisme pun bercorak ragam pula. Di Perancis, Inggris, Portugis dan Spanyol sebagian besar nasionalisme dibangun atas kekuasaan monarik-monarki yang kuat, sedangkan di Eropa Tengah dan Eropa Timur nasionalisme terutama dibentuk atas dasar-dasar nonpolitis yang kemudian dibelokkan ke nation-state yang sifatnya politis juga. Namun banyak sarjana berpendapat bahwa nasionalisme mendapat bentuk yang paling jelas untuk pertama kali pada pertengahan kedua abad ke-18 dalam wujud revolusi besar Perancis dan Amerika Utara.

Menurut Profesor W. F. Wertheim, nasionalisme dapat dipertimbangkan sebagai suatu bagian integral dari sejarah politik, terutama apabila ditekankan pada konteks gerakan-gerakan nasionalisme pada masa pergerakan nasional. Lagi pula Wertheim juga menegaskan bahwa faktor-faktor seperti perubahan ekonomi, perubahan sistem status, urbanisasi, reformasi agama Islam, dinamika kebudayaan, yang semuanya terjadi dalam masa kolonial telah memberikan kontribusi perubahan reaksi pasif dari pengaruh Barat kepada reaksi aktif nasionalisme Indonesia. Faktor-faktor tersebut telah diuraikan secara panjang lebar dalam bab-bab buku karangannya yang berjudul : Indonesian Society in Transision: A Study of Social Change(1956).

Pertumbuhan nasionalisme Indonesia ternyata tidak sederhana seperti yang diduga sebelumnya. Selama ini nasionalisme Indonesia menunjukkan identitasnya pada derajat integrasi tertentu.

Nasionalisme sekarang harus dapat mengisi dan menjawab tantangan masa transisi. Tentunya nilai-nilai baru tidak akan menggoncangkan nasionalisme itu sendiri selama pendukungnya yaitu bangsa Indonesia tetap mempunyai sense of belonging, artinya memiliki nilai-nilai baru yang disepakati bersama. Nasionalisme pada hakekatnya adalah untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama, karena nasonalisme menentang segala bentuk penindasan terhadap pihak lain, baik itu orang per orang, kelompok-kelompok dalam masyarakat, maupun suatu bangsa. Nasionalisme tidak membeda-bedakan baik suku, agama, maupun ras.

Hal – hal yang mendorong munculnya faham nasionalisme , antara lain :

a.                   Adanya campur tangan bangsa lain misalnya penjajahan dalam wilayahnya.

b.                  Adanya keinginan dan tekad bersama untuk melepaskan diri dari belenggu kekuasaan absolut, agar manusia mendapatkan hak – haknya secara wajar sebagai warga negara.

c.                   Adanya ikatan rasa senasib dan seperjuangan.

d.                  Bertempat tinggal dalam suatu wilayah.

Sejarah munculnya faham nasionalisme di dunia, juga tidak lepas dari pengaruh perang kemerdekaan Amerika Serikat terhadap Revolusi Perancis dan meletusnya revolusi industri di Inggris. Melalui revolusi perancis, paham nasionlisme meyebar luas ke seluruh dunia.

Prinsip – prinsip nasionalisme, menurut Hertz dalam bukunya Nationality in History and Policy, antara lain :

a.         Hasrat untuk mencapai kesatuan

b.         Hasrat untuk mencapai kemerdekaan

c.         Hasrat untuk mencapai keaslian

d.         Hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa.

Pengertian 1

Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris nation) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia yang mempunyai tujuan atau cita-cita yang sama dalam mewujudkan kepentingan nasional, dan nasionalisme juga rasa ingin mempertahankan negaranya, baik dari internal maupun eksternal.
Para nasionalis menganggap negara adalah berdasarkan beberapa "kebenaran politik" (political legitimacy). Bersumber dari teori romantisme yaitu "identitas budaya", debat liberalisme yang menanggap kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak rakyat, atau gabungan kedua teori itu.
Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempatnya hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tubuhnya ikatan ini, yang notabene lemah dan bermutu rendah. Ikatan ini pun tampak pula dalam dunia hewan saat ada ancaman pihak asing yang hendak menyerang atau menaklukkan suatu negeri. Namun, bila suasananya aman dari serangan musuh dan musuh itu terusir dari negeri itu, sirnalah kekuatan ini.
Dalam zaman modern ini, nasionalisme merujuk kepada amalan politik dan ketentaraan yang berlandaskan nasionalisme secara etnik serta keagamaan, seperti yang dinyatakan di bawah. Para ilmuwan politik biasanya menumpukan penyelidikan mereka kepada nasionalisme yang ekstrem seperti naziisme, pengasingan dan sebagainya.

Beberapa bentuk dari nasionalisme

Nasionalisme dapat menonjolkan dirinya sebagai sebagian paham negara atau gerakan (bukan negara) yang populer berdasarkan pendapat warganegara, etnis, budaya, keagamaan dan ideologi. Kategori tersebut lazimnya berkaitan dan kebanyakan teori nasionalisme mencampuradukkan sebahagian atau semua elemen tersebut.
Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya, "kehendak rakyat"; "perwakilan politik". Teori ini mula-mula dibangun oleh Jean-Jacques Rousseau dan menjadi bahan-bahan tulisan. Antara tulisan yang terkenal adalah buku berjudul Du Contract Sociale (atau dalam Bahasa Indonesia "Mengenai Kontrak Sosial").
Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. Dibangun oleh Johann Gottfried von Herder, yang memperkenalkan konsep Volk (bahasa Jerman untuk "rakyat").
Nasionalisme romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme identitas) adalah lanjutan dari nasionalisme etnis di mana negara memperoleh kebenaran politik secara semulajadi ("organik") hasil dari bangsa atau ras; menurut semangat romantisme. Nasionalisme romantik adalah bergantung kepada perwujudan budaya etnis yang menepati idealisme romantik; kisah tradisi yang telah direka untuk konsep nasionalisme romantik. Misalnya "Grimm Bersaudara" yang dinukilkan oleh Herder merupakan koleksi kisah-kisah yang berkaitan dengan etnis Jerman.
Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya "sifat keturunan" seperti warna kulit, ras dan sebagainya. Contoh yang terbaik ialah rakyat Tionghoa yang menganggap negara adalah berdasarkan kepada budaya. Unsur ras telah dibelakangkan di mana golongan Manchu serta ras-ras minoritas lain masih dianggap sebagai rakyat negara Tiongkok. Kesediaan dinasti Qing untuk menggunakan adat istiadat Tionghoa membuktikan keutuhan budaya Tionghoa. Malah banyak rakyat Taiwan menganggap diri mereka nasionalis Tiongkok sebab persamaan budaya mereka tetapi menolak RRC karena pemerintahan RRT berpaham komunisme.
Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu digabungkan dengan nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan. Kejayaan suatu negeri itu selalu kontras dan berkonflik dengan prinsip masyarakat demokrasi. Penyelenggaraan sebuah 'national state' adalah suatu argumen yang ulung, seolah-olah membentuk kerajaan yang lebih baik dengan tersendiri. Contoh biasa ialah Nazisme, serta nasionalisme Turki kontemporer, dan dalam bentuk yang lebih kecil, Franquisme sayap-kanan di Spanyol, serta sikap 'Jacobin' terhadap unitaris dan golongan pemusat negeri Perancis, seperti juga nasionalisme masyarakat Belgia, yang secara ganas menentang demi mewujudkan hak kesetaraan (equal rights) dan lebih otonomi untuk golongan Fleming, dan nasionalis Basque atau Korsika. Secara sistematis, bilamana nasionalisme kenegaraan itu kuat, akan wujud tarikan yang berkonflik kepada kesetiaan masyarakat, dan terhadap wilayah, seperti nasionalisme Turki dan penindasan kejamnya terhadap nasionalisme Kurdi, pembangkangan di antara pemerintahan pusat yang kuat di Spanyol dan Perancis dengan nasionalisme Basque, Catalan, dan Corsica.
Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama. Walaupun begitu, lazimnya nasionalisme etnis adalah dicampuradukkan dengan nasionalisme keagamaan. Misalnya, di Irlandia semangat nasionalisme bersumber dari persamaan agama mereka yaitu Katolik; nasionalisme di India seperti yang diamalkan oleh pengikut partai BJP bersumber dari agama Hindu.
Namun, bagi kebanyakan kelompok nasionalis agama hanya merupakan simbol dan bukannya motivasi utama kelompok tersebut. Misalnya pada abad ke-18, nasionalisme Irlandia dipimpin oleh mereka yang menganut agama Protestan. Gerakan nasionalis di Irlandia bukannya berjuang untuk memartabatkan teologi semata-mata. Mereka berjuang untuk menegakkan paham yang bersangkut paut dengan Irlandia sebagai sebuah negara merdeka terutamanya budaya Irlandia. Justru itu, nasionalisme kerap dikaitkan dengan kebebasan.